SejarahMonitor
Pada generasi awal komputer, belum menggunakan monitor khusus seperti sekarang ini. Komputer waktu itu terhubung dengan TV keluarga sebagai layar penampil dari pengolahan data yang dilakukannya. Yang cukup menjadi masalah adalah bahwa resolusi monitor TV saat itu hanya mampu menampilkan 40 karakter secara horisontal pada layar. Monitor khusus untuk komputer dikeluarkan oleh IBM PC, yang pada awalnya memiliki resolusi 80 X 25 dengan kemampuan warna “green monochrome”. Monitor ini sudah mampu menampilkan hasil yang lebih terang, jelas dan lebih stabil. Pada generasi berikutnya muncul mono graphics (MGA/MDA) yang memiliki 720x350. Selanjutnya di awal tahun 1980-an muncul jenis monitor CGA dengan range resolusi dari 160x200 sampai 640x200 dan kemampuan warna antara 2 sampai 16 warna. Kemudian setelah itu, generasi monitor EGA muncul dengan resolusi yang lebih bagus yaitu 640x350. Monitor jenis ini cukup stabil sampai berikutnya munculnya generasi komputer Windows. Semua jenis monitor ini menggunakan digital video - TTL signals dengan discrete number yang spesifik untuk mengatur warna dan intensitas cahaya. Antara video adapter dan monitor memiliki 2, 4, 16, atau 64 warna tergantung standard grafik yang dimiliki.
Pada generasi awal komputer, belum menggunakan monitor khusus seperti sekarang ini. Komputer waktu itu terhubung dengan TV keluarga sebagai layar penampil dari pengolahan data yang dilakukannya. Yang cukup menjadi masalah adalah bahwa resolusi monitor TV saat itu hanya mampu menampilkan 40 karakter secara horisontal pada layar. Monitor khusus untuk komputer dikeluarkan oleh IBM PC, yang pada awalnya memiliki resolusi 80 X 25 dengan kemampuan warna “green monochrome”. Monitor ini sudah mampu menampilkan hasil yang lebih terang, jelas dan lebih stabil. Pada generasi berikutnya muncul mono graphics (MGA/MDA) yang memiliki 720x350. Selanjutnya di awal tahun 1980-an muncul jenis monitor CGA dengan range resolusi dari 160x200 sampai 640x200 dan kemampuan warna antara 2 sampai 16 warna. Kemudian setelah itu, generasi monitor EGA muncul dengan resolusi yang lebih bagus yaitu 640x350. Monitor jenis ini cukup stabil sampai berikutnya munculnya generasi komputer Windows. Semua jenis monitor ini menggunakan digital video - TTL signals dengan discrete number yang spesifik untuk mengatur warna dan intensitas cahaya. Antara video adapter dan monitor memiliki 2, 4, 16, atau 64 warna tergantung standard grafik yang dimiliki.
Selanjutnya
dengan diperkenalkannya standard monitor VGA, tampilan grafis dari sebuah
Personal Computer menjadi nyata. VGA dan generasi-generasi yang berhasil
sesudahnya seperti PGA, XGA, atau SVGA merupakan standard analog video dengan
sinyal R (Red), G (Green) dan B (Blue) dengan continuous voltage dan continuous
range pada pewarnaan. Secara prinsip analog monitor memungkinkan penggunaan
full color dengan intensitas yang tinggi.
Generasi monitor terbaru adalah teknologi LCD yang tidak lagi menggunakan tabung elektron CRT tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel Display dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang tinggi.
Generasi monitor terbaru adalah teknologi LCD yang tidak lagi menggunakan tabung elektron CRT tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel Display dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang tinggi.
Berbagai Jenis Monitor
Dengan
perkembangannya yang sangat pesat, saat ini terdapat tiga jenis teknologi
monitor. Ketiga golongan teknologi tersebut adalah CRT (Cathode Ray Tube),
Liquid Crystal Display (LCD) dan Plasma gas.
a. Cathode Ray Tube
Pada monitor CRT, layar penampil yang digunakan berupa tabung sinar katoda. Teknologi ini memunculkan tampilan pada monitor dengan cara memancarkan sinar elektron ke suatu titik di layar. Sinar tersebut akan diperkuat untuk menampilkan sisi terang dan diperlemah untuk sisi gelap. Teknologi CRT merupakan teknologi termurah dibanding dengan kedua teknologi yang lain. Meski demikian resolusi yang dihasilkan sudah cukup baik untuk berbagai keperluan. Hanya saja energi listrik yang dibutuhkan cukup besar dan memiliki radiasi elektromagnetik yang cukup kuat.
a. Cathode Ray Tube
Pada monitor CRT, layar penampil yang digunakan berupa tabung sinar katoda. Teknologi ini memunculkan tampilan pada monitor dengan cara memancarkan sinar elektron ke suatu titik di layar. Sinar tersebut akan diperkuat untuk menampilkan sisi terang dan diperlemah untuk sisi gelap. Teknologi CRT merupakan teknologi termurah dibanding dengan kedua teknologi yang lain. Meski demikian resolusi yang dihasilkan sudah cukup baik untuk berbagai keperluan. Hanya saja energi listrik yang dibutuhkan cukup besar dan memiliki radiasi elektromagnetik yang cukup kuat.
C.
Plasma Gas
Monitor
jenis ini menggabungkan teknologi CRT dengan LCD. Dengan teknologi yang
dihasilkan, mampu membuat layar dengan ketipisan menyerupai LCD dan sudut
pandang yang dapat selebar CRT. Plasma gas juga menggunakan fosfor seperti
halnya pada teknologi CRT, tetapi layar pada plasma gas dapat perpendar tanpa
adanya bantuan cahaya di belakang layar. Hal itu akan membuat energi yang
diserap tidak sebesar monitor CRT. Kontras warna yang dihasilkan pun lebih baik
dari LCD. Teknologi plasma gas ini sering bisa kita jumpai pada saat
pertunjukan-pertunjukan musik atau pertandingan-pertandingan olahraga yang
spektakuler. Di sana terdapat layar monitor raksasa yang dipasang pada
sudut-sudut arena tertentu. Itulah monitor yang menggunakan teknologi
plasma gas.
D.
OLED
Monitor
jenis ini menggabungkan teknologi CRT dengan LCD. Organic Light-Emitting
Diode (OLED) atau dioda cahaya organik adalah sebuah semikonduktor sebagai
pemancar cahaya yang terbuat dari lapisan organik. OLED digunakan dalam
teknologi elektroluminensi, seperti pada aplikasi tampilan layar atau sensor.
Teknologi ini terkenal fleksibel dengan ketipisannya yang mencapai kurang dari
1 mm.
Teknologi
OLED ditemukan oleh ilmuwan Perusahaan Eastman Kodak, Dr. Ching W. Tang pada
tahun 1979. Riset di Indonesia mengenai teknologi ini dimulai pada tahun 2005.
OLED diciptakan sebagai teknologi aternatif yang mampu mengungguli generasi
tampilan layar sebelumnya, tampilan kristal cair (Liquid Crystal Display atau
LCD). OLED terus dikembangkan dan diaplikasikan ke dalam piranti teknologi
tampilan.
OLED
merupakan piranti penting dalam teknologi elektroluminensi. Teknologi tersebut
memiliki dasar konsep pancaran cahaya yang dihasilkan oleh piranti akibat
adanya medan listrik yang diberikan. Teknologi OLED dikembangkan untuk
memperoleh tampilan yang luas, fleksibel, murah dan dapat digunakan sebagai
layar yang efisien untuk berbagai keperluan layar tampilan.
Jumlah
warna dari cahaya yang dipancarkan oleh piranti OLED berkembang dari satu warna
menjadi multi-warna. Fenomena ini diperoleh dengan membuat variasi tegangan
listrik yang diberikan kepada piranti OLED sehingga piranti tersebut memiliki
prospek untuk menjadi piranti alternatif seperti teknologi tampilan layar datar
berdasarkan kristal cair.
Struktur
OLED terdiri atas lapisan kaca terbuat dari oksida timah-indium yang berfungsi
sebagai elektroda positif atau anoda, lapisan organik dari diamine aromatik dengan
ketebalan 750 nm, lapisan pemancar cahaya yang terbuat dari senyawa metal
kompleks misalnya 8-hydroxyquinoline aluminium, dan lapisan elektroda negatif
atau katoda terbuat dari campuran logam magnesium dan perak dengan perbandingan
atom 10:1. Konstruksi keseluruhan lapisan tidak lebih dari 500 nm, artinya OLED
sama tipis dengan selembar kertas.
Bagian
penting dari piranti OLED adalah lapisan elektroda dan lapisan tipis yang
terdiri dari molekul-molekul organik sebagai pemancar cahaya dimana keduanya disusun
bertumpuk. Lapisan organik dapat dimendapkan dengan teknik yang relatif
sederhana yaitu pelapisan memutar (spin coating) sedangkan lapisan elektroda
dimendapkan menggunakan teknik penguapan (evaporation). Lapisan elektroda
dibuat dari bahan logam transparan atau semi-transparan seperti Indium Tin
Oxide (ITO) atau aluminium (Al). Sifat transparan memungkinkan cahaya yang
terpancar dari struktur piranti keluar secara optimal.
Mekanisme
kerja OLED yaitu jika pada elektroda diberikan medan listrik, fungsi kerja
katoda akan turun dan membuat elektron-elektron bergerak dari katoda menuju
pita konduksi di lapisan organik. Keadaan ini mengakibatkan munculnya lubang
(hole) di pita valensi. Anoda akan mendorong lubang untuk bergerak menuju pita
valensi bahan organik. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya proses rekombinasi
elektron dan lubang di dalam lapisan organik dimana elektron akan turun dan
bersatu dengan lubang lalu memberikan kelebihan energi dalam bentuk foton
cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Pada akhirnya akan diperoleh satu
jenis pancaran cahaya dengan panjang gelombang tertentu bergantung pada jenis
bahan pemancar cahaya yang digunakan.
KEMAMPUAN MONITOR
Ada banyak cara untuk
menggolongkan monitor. Tetapi cara yang paling sering digunakan adalah dengan
melihat kemampuan dari warna yang dihasilkan monitor tersebut. Minitor dapat di
bagi menjadi 3 kelas, diantaranya :
Monochrome
Monitor Monokrom biasanya menampilkan
dua warna, warna background, dan satu lagi adalah warna foreground. Warna
tersebut adalah warna hitam dan putih, hijau dan hitam dan Kuning dan hitam.
Gray-scale
Gray Scale monitor adalah jenis
spesial dari monitor monochrome yang dapat menampilkan bayangan ungu yang
berbeda.
Color
Monitor Color adalah monitor berwarna yang
memiliki 16 hingga 1 juta warna yang berbeda. Monitor berwarna ini terkadang
disebut monitor RGB karena monitor tersebut dapat menerima 3 sinyal yang
berbeda, Merah (Red), Hijau (Green) dan Biru(Blue).
Setelah mengetahui penjelasan diatas, aspek
paling penting dari sebuah monitor adalah ukuran atau sering kita kenal dengan
istilah screen atau ukuran layar. Seperti sebuah televisi , ukuran layar adalah
perbandingan lebar dalam satuan inci. Jarak antara satu sudut dengan sudut
berlawanan lainnya.
Pada umumnya ukuran minimal dari sebuah layar
monitor adalah 14 inci, Sedangkan untuk monitor yang berkukuran 16 inci atau
bahkan lebih sering disebut dengan monitor yang berlayar penuh.
Selain itu berdasarkan ukuran, monitor pula dapat
berbentuk portrait atau ukuran tinggi lebih besar dibandingkan dengan ukuran
lebar atau dalam bentuk landscape ukuran lebar lebih besar dibandingkan ukuran
tinggi. Monitor landscape dapat menampilkan dua halaman penuh yang saling
berdampingan satu sama lain.
Resolusi dari monitor mengidentifikasikan
seberapa padat pixel yang ada, Pada umumnya, semakin banyak pixel (sering di
ungkapkan dengan titik per inci), semakin tajam hasil gambar yang dapat
ditampilkan.
Banyak monitor saat ini sudah dapat menampilkan
1024 hingga 764 pixels, untuk penggunaan kartu grafis standar. Beberapa model
monitor high end sudah dapat menampilkan 1289 hingga 1024, atau bahkan 1600
hingga 1200 pixel.
Selain itu ada beberapa cara umum lainnya yang
dapat dilakukan untuk menggolongkan monitor, yaitu dengan berdasarkan istilah
pada tipe sinyal yang diterima oleh monitor tersebut, apakah itu analog ataukah
digital.
Kebanyakan monitor saat ini menerima sinyal
analog , yang mensyaratkan penggunaan VGA, SVGA, 8514/A dan beberapa resolusi
pewarnaan standar lainnya.
Sedikit monitor yang memiliki frekwensi yang
tetap, yang berarti bahwa monitor tersebut hanya menerima inputan hanya pada
satu frekwensi. Kebanyakan monitor adalah Multiscanning yang berarti bahwa
monitor tersebut secara otomatis menyesuaikan pada frekwensi sinyal yang
mereka terima.
Dan hal itu menandakan bahwa monitor tersebut
dapat menampilkan gambar dengan resolusi yang berbeda, tergantung dari data
yang mereka terima dari video adapters.
Bebebrapa faktor yang mempengaruhi kualitas dari
sebuah monitor adalah sbb :
Bandwidth : Jarak frekwensi sinyal yang dapat di atasi oleh monitor.
Hal ini di tentukan dari seberapa banyak data yang dapat diproses, dan selain
itu sebebrapa cepat monitor tersebut dapat memproses resolusi yang tinggi.
Refresh rate : Seberapa kali persatuan detik layar dapat direfresh. Untuk
menghindari adanya kejapan, maka proses refresh setidaknya harus 72 Hz.
Interlaced or noninterlaced: Interlacing adalah teknik yang dapat dilakukan
oleh monitor untuk memiliki resolusi yang lebih, tetapi hal itu dapat mengurangi
kecepatan reaksi pada monitor.
Dot pitch : Jumlah ruang antara pixel. Semakin kecil dot pitch, maka
akan semakin tajam warna yang dihasilkan.
Sumber :
Teknik Reparasi PC dan Monitor, Penulis
Widodo Budiharto, Penerbit: Elex Media Komputindo
Kupas Tuntas PC Monitor, Penulis Wahyu Ika Yunianto, Penerbit
: Gava Media Yogyakarta
http://ekokurnia1.blogspot.com/2011/05/arti-fungsi-sejarah-dan-perkembangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar