KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada
waktunya yang berjudul Ilmu Sosial
Dasar Dalam Bidang Pendidikan.
Makalah ini berisikan tentang informasi Ilmu Pendidikan atau yang lebih khususnya membahas penerapan Ilmu Sosial Dasar Bidang Pendidikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Makalah ini berisikan tentang informasi Ilmu Pendidikan atau yang lebih khususnya membahas penerapan Ilmu Sosial Dasar Bidang Pendidikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
BAB II ISI
BAB II ISI
2.1. Pengertian Ilmu Sosial Dasar
2.2. Pengertian Pendidikan
2.3. Sejarah
Pendidikan
2.4. Filosofi
Pendidikan
2.5. Fungsi
Pendidikan
BAB III PENUTUP
- kesimpulan
- saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Latar
belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem
pendidikan kita oleh sejumlah para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan,
sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau
colonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda,
yaitu kelanjutan ari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore
van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi
“tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi,
perdagangan, teknik dan keahlian lain, dengan tujuan ekspoitasi kekayaan
Negara. Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan
pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan
generasi penerusnya.Selaku warga masyarakat,warga bangsa dan negara,secara
berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi hari depan mereka yang selalu
berunah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya,bangsa,negara dan
hubungan international,maka pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan realita
kehidupan yang mengglobal yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang
penuh dengan paradoksal dan ketidak keterdugaan.
1.2 Tujuan
Penulisan
Untuk pembekalan kepada para mahasiswa di indonesia
berkenaan dengan pemupukan nilai-nilai,sikap dan kepribadian,diandalkan kepada
pendidikan pancasila,Bela Negara,Ilmu Sosial Dasar,Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu
Alamiah Dasar sebagai latar aplikasi nilai dalma kehidupan,yang disebut Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK).
BAB II ISI
2.1 Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar
adalah ilmu
yang membahas dan mengkaji masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam
masyarakat.Masalah - masalah yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri
mencakup berbagai macam nilai - nilai dari berbagai macam Ilmu Sosial seperti
ilmu ekonomi , ilmu psikologi , ilmu geografi , ilmu sosiologi , ilmu hukum dan
politik serta bebagai macam Ilmu Sosial lainnya.
2.2
Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
2.3 Sejarah Pendidikan
Belanda
memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk Hindia-Belanda
(cikal bakal Indonesia), meskipun terbatas bagi kalangan tertentu yang
terbatas. Sistem yang mereka perkenalkan secara kasar sama saja dengan struktur
yang ada sekarang, dengan tingkatan sebagai berikut:- Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar bagi orang Eropa
- Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar bagi pribumi
- Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama
- Algemeene Middelbare School (AMS), sekolah menengah atas
2.4 Filosofi Pendidikan
Pendidikan
biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak
orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan
ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang, pengalaman
kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan
formal. Seperti kata Mark Twain,
"Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
2.5 Fungsi Pendidikan
Menurut
Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata
(manifes) berikut:- Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
- Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
- Melestarikan kebudayaan.
- Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
- Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
- Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
- Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
- Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
- Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
- Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
- Menjamin integrasi sosial.
- Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
- Sumber inovasi sosial.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan
dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan ini biasanya diperkulan untuk membahas
dan mengkaji masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat.Masalah -
masalah yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri mencakup berbagai macam
nilai - nilai dari berbagai macam Ilmu Sosial seperti ilmu ekonomi , ilmu
psikologi , ilmu geografi , ilmu sosiologi , ilmu hukum dan politik serta
bebagai macam Ilmu Sosial lainnya.
3.2 Saran
Untuk
mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat dan juga usaha sadar dari pendidik tersebut.
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
http://sutanto15.wordpress.com/2011/12/15/ilmu-sosial-dasar-terhadap-psikologi/
http://sutanto15.wordpress.com/2011/12/15/ilmu-sosial-dasar-terhadap-psikologi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar